dan lakukan penggantian air 30% – 50% setiap 3 – 7 hari.
Kunci utama dalam perawatan adalah kwalitas air yang baik dan pakan yang baik, karena hal ini berakibat langsung terhadap kesehatan dan pertumbuhan ikan.
Untuk proses pemijahan cupang bisa
mengikuti langkah langkah dibawah ini :
1. Siapkan pasangan yang akan
dikawinkan dan siapkan 1 pasang lagi sebagai pasangan cadangan apabila tidak
berjodoh.
2. Beri makan pasangan tersebut 2
kali sehari dengan pakan hidup atau beku seperti jentik nyamuk/cuk, kutu air,
atau blood worm. Hindari pemberian cacing rambut pada ikan betina khususnya
yang akan dipijahkan, karena berdasarkan pengalaman seringkali menyebabkan ikan
betina sulit bertelur.
3. Tempatkan jantan dan betina dalam wadah yang berdampingan atau masukkan betina kedalam botol kemudian masukkan ketempat jantan bersama botol tersebut agar mereka dapat saling melihat. Biarkan mereka diisolasi selama lebih kurang 3 hari.
Persiapkan Wadah Pemijahan
4. Anda dapat menggunakan wadah
berupa aquarium, gentong atau ember/baskom plastik sebagai tempat pemijahan.
Jangan gunakan tempat yang terlalu lebar.
5. Isi dengan air yang telah
diendapkan dengan kedalaman antara 10 s/d 15 Cm. (4 s/d 5 inches). Ini
dimaksudkan agar suhu air didasar tidak terlalu dingin, memudahkan si jantan
merawat telur dan burayak yang jatuh dari busa. Suhu yang dibutuhkan antara 21
hingga 31 derajad Celcius, untuk pemijahan idealnya adalah 25 derajad Celcius.
6. Siapkan media pijah (substrat)
bisa berupa tanaman air seperti Java Moss, daun ketapang kering, potongan
styrofoam atau serabut rafia atau lembaran plastik bening tempat si jantan
membuat busa/sarang untuk meletakkan telur. Biasanya sering menggunakan plastik
bening dengan pertimbangan karena bisa memonitor telur dengan melihat dari
bagian atas, tidak membusuk, tidak tenggelam dan relatif lebih bersih. Ukuran
plastik cukup 10×15 cm. atau 10×10 cm. saja. Penjodohan Dan Pemijahan. Pada
indukan jantan yang matang warna siripnya terlihat lebih cerah dan pada induk
betina perutnya terlihat membuncit dan secara transparan kita dapat melihat
telur pada saluran pengeluarannya.
7. Masukkan jantan terlebih dahulu
ke wadah pemijahan yang telah disiapkan dan biarkan selama 1 hari agar si
jantan merasa nyaman ditempat baru tersebut.
8. Masukkan betina dalam botol
secara perlahan kedalam wadah pemijahan. Ini dimaksudkan agar si betina tidak
mengganggu jantannya membangun sarang dan agar mereka saling memandang dan
melihat apakah mereka “berjodoh” satu dengan yang lainnya.
9. Dalam tempo antara 2 hingga 8 jam
si jantan akan membangun busa pada substrat yang akan digunakan sebagai tempat
bercumbu dan bulan madunya.
Sarang dibuat oleh sijantan dengan
cara mengambil gelembung udara dari permukaan dan melepaskannya dibawah
permukaan daun atau tanaman air yang mengapung dipermukaan air. Apabila betina
tertarik dengan sijantan dan siap untuk dikawinkan dapat dilihat pada tanda
berbentuk vertical melintang ditubuhnya dengan warna gelap. Tapi jangan
terburu-buru untuk mencampur keduanya, biarkan pada tempatnya masing-masing
selama 1 hingga 2 hari.
10. Lepaskan betina pada sore
keesokan harinya.
11. Si jantan akan segera mendekati
dan merayu si betina sambil mengembangkan sirip-siripnya seperti layaknya
hendak bertarung. Ini merupakan hal yang lumrah dan merupakan naluri mereka
untuk menunjukkan bahwa mereka sangat kuat dan akan menghasilkan anak-anak yang
juga kuat agar dapat survive di alam bebas.
12. Pada saat pemijahan tubuh si
jantan akan melilit dan menyelubungi tubuh induk betina membentuk huruf “U”
dengan ventral saling berdekatan sampai betina mengeluarkan telur yang segera
dibuahi oleh sperma si jantan. Telur-telur tersebut akan berjatuhan kedasar dan
segera diambil si jantan dengan mulutnya untuk diletakkan disarang busa. Proses
pemijahan ini bisa berlangsung selama berjam-jam dan dengan proses yang
berulang-ulang, dan merupakan ritual yang sangat menarik untuk dilihat.
13. Aktifitas pemijahan berakhir
dengan tanda-tanda si jantan mengusir betina agar menjauh dari sarang busa.
14. Setelah aktifitas pemijahan
selesai segera angkat induk betina dan letakkan di aquarium pengobatan dengan
diberikan metylene blue/pomate untuk pengobatan luka-luka akibat pemijahan, dan
dapat dikawinkan lagi setelah 3-4 minggu. Selanjutnya tugas menjaga telur dan
merawat bayi diambil alih oleh si jantan.
15. Apabila selama 3 hari si jantan
tidak membuat sarang busa atau si betina tidak mau bertelur segera angkat dan
gantikan dengan pasangan cadangan.
16. Ulangi proses diatas dengan
pasangan pengganti/cadangan.
17. Telur-telur yang fertile akan
menetas setelah 24 jam pada suhu berkisar 25 derajat Celcius. Dan 2 hari
kemudian akan terlihat burayak seukuran jarum dengan warna kehitaman.
18. Bila burayak telah dapat berenang
bebas indukan jantan dapat segera diangkat dan tempatkan pada aquarium
pengobatan/karantina. Setelah 7 hari indukan jantan telah siap untuk dikawinkan
lagi. Perlu dicatat bahwa Bettas tidak akan pernah mau kawin dengan pasangan
yang bukan pilihannya, jadi anda tidak bisa memaksa mereka untuk kawin seperti
“Siti Nurbaya”.
PEMBESARAN
Burayak sampai umur 2-3 hari tidak
perlu diberi makan karena adanya cadangan kuning telur (egg yolk) dalam
tubuhnya. Pembesaran burayak tidak sesulit seperti yang kita bayangkan asal
kita mengetahui tahap-tahapnya, dan itu merupakan tantangan tersendiri bagi
para breeder.
1. Dengan meletakkan tanaman air
pada wadah pemijahan berguna dalam menyumbangkan sedikit infusoria secara alami
buat burayak.
2. Setelah burayak dapat berenang
bebas secara otomatis dan naluri alamiahnya akan berburu untuk makan, dan
secara naluri pula mereka dengan atraktif akan menyerang sesuatu yang bergerak.
3. Pada saat burayak berumur 3-4
hari dapat diberikan vinegar eels, gerakannya disukai serta menarik minat
burayak dan bentuknya yang sangat kecil cukup pas untuk burayak memakannya.
Anda dapat juga memberi makan burayak dengan infusoria, rotifera atau micro
worms.
4. Setelah burayak berumur 1 minggu
dapat diberikan pakan kutu air saring atau BBS (Baby Brine Shrimp)/Artemia yang
telah dikultur.
5. Pemberian kutu air dan Artemia
bisa dilanjutkan hingga burayak berumur 3 minggu, dan dapat juga
dicampur/divariasi dengan cacing tubifex sp., chironomus sp., ataupun vinegar
eels karena pertumbuhan burayak sering kali tidak sama.
6. Pada umur 5 minggu burayak siap
untuk dilakukan pendederan atau dipindahkan ketempat yang lebih besar ataupun
kolam. Pada saat ini porsi pemberian pakan lebih banyak dan dilakukan
penggantian air secara kontinyu.
7. Pada usia 4 hingga 6 minggu
burayak mulai terbentuk organ labyrinth nya dan mereka mulai menuju permukaan
untuk bernafas (mengambil oxygen langsung dari udara).
8. Setelah lewat umur 6 minggu
pemberian diet makanan mulai variatif, jentik nyamuk (cuk), kutu air dan
bloodworm.
9. Lakukan penggantian air sebanyak
30% dengan cara siphon atau membuka drain/valvenya, sekaligus membersihkan
kotoran dan sisa pakan yang ada didasar. Kemudian tambahkan air baru yang telah
diendapkan secara lembut/perlahan. Sejak usia 4 minggu naluri bertarung sudah
mulai tampak dan penggantian atau penambahan air baru/bersih akan merangsang
aktivitas hormonal ikan yang mengarah kepada agresivitasnya. Untuk meminimize
pertarungan gunakan tempat atau space yang lebih besar atau dapat juga
meletakkan tanaman air hidrilla atau dapat juga menggunakan serabut rafia untuk
menghindari pertemuan langsung yang berakibat timbulnya pertarungan.
10. Umur 7 hingga 8 minggu mulai
dapat disortir jantan atau betina.
11. Umur 10 hingga 12 minggu dapat
disortir berdasarkan grade A, B, atau C. pisahkan mereka karena masing-masing
memiliki nilai jual yang berbeda.
12. Pilih anakan yang kwalitas baik
atau super, dan diletakkan mereka dalam aquarium terpisah (soliter).
source : http://cahyogoblogger.blogspot.com/2012/02/budidaya-ikan-cupang.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan jika ingin komentar, namun jangan komen yang berbau sara ya...